REVOLUSI TAUHID (KEYAKINAN)
Posted by Aulia The Rock Angel
APA SIH ARTI KAYA ?
(Rangkuman dari Guru Adhin Busro)
Kaya seperti apa sih? Apakah punya uang milyaran atau trilyunan dalam tabungan atau apa?
Kalau
kaya definisinya demikian maka anda salah alamat. Saya tidak mempunyai
uang milyaran.. Tetapi kalau aset milyaran bahkan lebih besar lagi ini
baru bener. Mata saya adalah aset. Di tukar dengan milyaran saya tidak
akan melepasnya walau satu biji sekalipun. Hehehe
Maka kalau
anda mengira dengan memiliki banyak uang maka anda bahagia harap mulai
geser paradigma seperti ini. Saya adalah satu dari ribuan bukti bahwa
kekayaan tidak menjamin kebahagiaan. Asli... Bagaimana bahagia? Dari
sebelum subuh sampai tengah malam isinya kerja dan kerja melulu.
Bagaimana mau menikmati? Yang ada malah stress, lelah dan capeknya nggak
ketulungan.
Kembali ke kisah...
Anggaplah
dulu saya banyak uang. Rumah, usaha, mobil, properti, sawah dll sudah
pernah saya beli dan miliki. Namun Alhamdulillah pada satu titik hampir
semua itu saya tinggalkan karena satu dan lain hal. Ketika posisi di
puncak lalu saya menjerembabkan diri saya sendiri ke titik nadzir,
dimana hari ini makan besok nggak tahu makan apa..
Jangan
dianggap bercanda lho? Saya serius, atau lebih pasnya GILA.. Setelah
nekat melakukan demikian barulah saya sadar bahwa ternyata saya telah
sedikit banyak menuhankan uang. Karena ada uang saya tenang, nggak ada
uang saya cemas, khawatir dan ketakutan. Hal ini banyak dianggap sepele
sama orang lain. Yang penting banyak uang, terlepas lepas kendali atau
tidak sabodo teing.
Apalagi setelah kenal dengan Ustadz
Yusuf Mansur, makin gila saya. Khan semuanya dalam rangka belajar lebih
dalam lagi. Belajar merevolusi tauhid kita. Belajar membersihkan jiwa
dari kotoran yang sudah berkerak, yakni kotoran duniawi.
Berikut ini yang pernah saya lakukan
Menyedekahkan seluruh gaji selama beberapa bulan. Yakni pada saat saya masih bekerja dengan jabatan level manager. Terus nanti keluarga makan apa? Ini sebenarnya pertanyaan yang diajukan oleh Syetan yang kemudian membangkitkan rasa ragu dan takut. Buktinya sampai saat ini masih bisa makan.Hijrah (resign) dari zona nyaman tanpa tahu 100% apa yang akan dilakukan setelahnya. Nanti kerja apa kalau resign? Prinsip saya, masak kalau sudah gerak nggak ada rezeki sih? Pasti ada.Menyedekahkan perhiasan yang ada. Nanti nggak bisa beli lagi? Itu kekhawatiran istri.. heheheMotor juga sudah saya sedekahin. Walau ke ortu namanya juga sedekah :)Menyedekahkan mobil yakni separuh-separuh (walau pada saat artikel ini ditulis mobil belum juga laku). Maksudnya setelah laku maka setengah hasil penjualan akan disedekahkan, dan yang pasti sedekahnya tidak ke anda. heheheSetelah semua uang sudah habis lalu mencari apapun yang bisa diberikan kepada orang yang membutuhkan. Beberapa almari dan rak, sebagian besar baju-baju, makanan dan sebagainyaMenerapkan revolusi tauhid. Tentang revolusi tauhid saya jelaskan pada panduan rahasia kunci suksesMenyedekahkan seluruh sisa uang sehingga nyaris tidak tersisa sama sekali meskipun buat makan esok hari.
Pada saat awal hijrah istri saya jelas ketakutan dan protes, namun pelan-pelan saya ajarkan,"Khan ada Allah". Lama-lama istri dan anak saya juga ikut-ikutan. Jadi kalau meminta sesuatu bukan sama suaminya lagi tetapi langsung sama Allah. Lagian suaminya (saya) sudah tidak punya apa-apa lagi, :) orang saya memang sengaja begitu. Biar keluarga saya tidak bersandar kepada manusia tetapi kepada Allah.
Anak
saya ketika minta mainan dulu langsung minta sama orang tua. Namun saat
ini kalau ia pengin beli mainan pasti mengambil uang ribuan dan
disedekahkan dalam kotak amal masjid yang ada di rumah kami sambil
mengangkat tangan mungilnya, "Ya Allah kasih aku mainan ya? Yang buanyaaaak buanget. Ada robot optimus, bumble bee, saipiderman. Dikasih ya? Amin"
Berat
bos... Sungguh berat rasanya harus menerima kenyataan jatuh dari gunung
yang tinggi ke lembah yang paling dalam. Apalagi kalau melihat anak
saya menginginkan ini dan itu namun benar-benar tidak ada dana. Pun
dengan istri saya yang menanyakan, "Besok makan apa pa?" Lalu saya jawab, "Masalah makan terserah Allah saja". Sebenarnya jiwa kemanusiaan saya menangis. Asli nangis..
Tetapi
khan semua dalam rangka belajar. Supaya ketika saya meninggal dunia
maka keluarga saya tidak kehilangan pegangan. Mereka tetap punya Yang
tidak pernah mati yakni Allah swt. Ini khan keren.. Dan benar-benar
amazing sob.. Nyaris segala permintaan anak dan istri ada saja jalan
keluarnya. Khususnya ketika pada kondisi sangat kritis barulah keajaiban
itu datang. Kondisi yang kritis namun masih yakin dan percaya kepada
Allah.
Menjajal hijrah dengan totalitas tidak mudah.. Asli
tidak mudah. Wong kita kehilangan sendal saja marahnya sudah nggak
ketulungan. Apalagi kehilangan sesuatu yang lebih besar dari itu.
Ngomong2 sendal saya jadi ingat ketika sendal saya ilang karena ditaruh
diluar rumah. "Oh ya, saya khan belum sedekah sendal?" Batin
saya. Maka esoknya saya keluarkan lagi sendal yang lebih bagus, lalu
ilang lagi. Saya taruh lagi, ilang lagi, sehingga koleksi sendal saya
habis tinggal 2 pasang saja. Alhamdulillah yang sepasang baru saja
rusak. Hehehe, jadinya tinggal sepasang. Tak hilang akal lalu saya taruh
sendal anak dan istri saya yang masih bagus diluar rumah, dan
Alhamdulillah ilang yang punya anak saya.
Berikut kisah singkat yang saya edit. Ada seseorang yang konsultasi kepada Guru saya."Kyai
doakan saya bisa kaya yang berkah. Saya ingin dekat dengan Allah, saya
ingin taubat. Saya ingin hidup tenang, bahagia bersama keluarga. Ingin
bisa memberangkatkan haji kedua orang tua saya. Ingin punya rumah dan
kendaraan yang baik. Doakan saya Kyai"
"Insya
Allah saya doakan. Supaya doa nya lebih berdaya, bolehkah motor Bapak
ditaruh saja disini dan dijual untuk makan santri saya? Bapak pulang ke
rumah naik angkot saja" Kata Guru saya. Maka bapak tersebut nampak tercenung sebentar kemudian menjawab.
"Tapi hutang saya saja belum saya cicil Kyai, makanya saya kesini juga karena pusing mikirin hutang" Jawab sang bapak
"Biar yang lunasin Gusti Allah, itu kalau anda percaya" Kata kyai
"Iya kyai, percaya. Nanti saya minta ijin Istri saya dulu Kyai, Insya Allah secepatnya saya akan kembali lagi" Jawab
sang bapak. Kemudian bapak tersebut pamit, dan sayangnya tidak kembali
lagi. Nampaknya beliau masih sayang dengan motornya dan tidak mau
kehilangan dengan alasan sedekah.
Lalu pada suatu saat Guru berkata kepada kami, "Harga
dunia itu sebenarnya sangat murah, namun manusia tidak mau kehilangan
dunia walau hanya sendal jepit. Maunya hidup tenang, berkah dan kaya,
kalau sudah kaya katanya akan sedekah. Namun saat belum kaya tidak mau
kehilangan sesuatu sedikit saja. Mbelgedes itu.. Doanya dusta alias
bohong. Kalau sudah kaya tetap saja rakus dan sama saja kikirnya.
Makanya Gusti Allah tidak membuat dia kaya. Atau kalaupun diberi banyak
duit itu istidroj aja sebelum azab yang besar".
Semoga saya pribadi dan temen2 pada umumnya bisa merubah cara pandang seperti pelajaran diatas. Amiin
Wassalam
(Rangkuman dari Guru Adhin Busro)
Kaya seperti apa sih? Apakah punya uang milyaran atau trilyunan dalam tabungan atau apa?
Menyedekahkan seluruh gaji selama beberapa bulan. Yakni pada saat saya masih bekerja dengan jabatan level manager. Terus nanti keluarga makan apa? Ini sebenarnya pertanyaan yang diajukan oleh Syetan yang kemudian membangkitkan rasa ragu dan takut. Buktinya sampai saat ini masih bisa makan.Hijrah (resign) dari zona nyaman tanpa tahu 100% apa yang akan dilakukan setelahnya. Nanti kerja apa kalau resign? Prinsip saya, masak kalau sudah gerak nggak ada rezeki sih? Pasti ada.Menyedekahkan perhiasan yang ada. Nanti nggak bisa beli lagi? Itu kekhawatiran istri.. heheheMotor juga sudah saya sedekahin. Walau ke ortu namanya juga sedekah :)Menyedekahkan mobil yakni separuh-separuh (walau pada saat artikel ini ditulis mobil belum juga laku). Maksudnya setelah laku maka setengah hasil penjualan akan disedekahkan, dan yang pasti sedekahnya tidak ke anda. heheheSetelah semua uang sudah habis lalu mencari apapun yang bisa diberikan kepada orang yang membutuhkan. Beberapa almari dan rak, sebagian besar baju-baju, makanan dan sebagainyaMenerapkan revolusi tauhid. Tentang revolusi tauhid saya jelaskan pada panduan rahasia kunci suksesMenyedekahkan seluruh sisa uang sehingga nyaris tidak tersisa sama sekali meskipun buat makan esok hari.
Pada saat awal hijrah istri saya jelas ketakutan dan protes, namun pelan-pelan saya ajarkan,"Khan ada Allah". Lama-lama istri dan anak saya juga ikut-ikutan. Jadi kalau meminta sesuatu bukan sama suaminya lagi tetapi langsung sama Allah. Lagian suaminya (saya) sudah tidak punya apa-apa lagi, :) orang saya memang sengaja begitu. Biar keluarga saya tidak bersandar kepada manusia tetapi kepada Allah.
Semoga saya pribadi dan temen2 pada umumnya bisa merubah cara pandang seperti pelajaran diatas. Amiin
Wassalam
0 comments: