Friday, February 27, 2015

REVOLUSI TAUHID (KEYAKINAN)

Posted by Aulia The Rock Angel

APA SIH ARTI KAYA ?
(Rangkuman dari Guru Adhin Busro)

Kaya seperti apa sih? Apakah punya uang milyaran atau trilyunan dalam tabungan atau apa?

Kalau kaya definisinya demikian maka anda salah alamat. Saya tidak mempunyai uang milyaran.. Tetapi kalau aset milyaran bahkan lebih besar lagi ini baru bener. Mata saya adalah aset. Di tukar dengan milyaran saya tidak akan melepasnya walau satu biji sekalipun. Hehehe

Maka kalau anda mengira dengan memiliki banyak uang maka anda bahagia harap mulai geser paradigma seperti ini. Saya adalah satu dari ribuan bukti bahwa kekayaan tidak menjamin kebahagiaan. Asli... Bagaimana bahagia? Dari sebelum subuh sampai tengah malam isinya kerja dan kerja melulu. Bagaimana mau menikmati? Yang ada malah stress, lelah dan capeknya nggak ketulungan.

Kembali ke kisah...

Anggaplah dulu saya banyak uang. Rumah, usaha, mobil, properti, sawah dll sudah pernah saya beli dan miliki. Namun Alhamdulillah pada satu titik hampir semua itu saya tinggalkan karena satu dan lain hal. Ketika posisi di puncak lalu saya menjerembabkan diri saya sendiri ke titik nadzir, dimana hari ini makan besok nggak tahu makan apa..

Jangan dianggap bercanda lho? Saya serius, atau lebih pasnya GILA.. Setelah nekat melakukan demikian barulah saya sadar bahwa ternyata saya telah sedikit banyak menuhankan uang. Karena ada uang saya tenang, nggak ada uang saya cemas, khawatir dan ketakutan. Hal ini banyak dianggap sepele sama orang lain. Yang penting banyak uang, terlepas lepas kendali atau tidak sabodo teing. 

Apalagi setelah kenal dengan Ustadz Yusuf Mansur, makin gila saya. Khan semuanya dalam rangka belajar lebih dalam lagi. Belajar merevolusi tauhid kita. Belajar membersihkan jiwa dari kotoran yang sudah berkerak, yakni kotoran duniawi.

Berikut ini yang pernah saya lakukan
Menyedekahkan seluruh gaji selama beberapa bulan. Yakni pada saat saya masih bekerja dengan jabatan level manager. Terus nanti keluarga makan apa? Ini sebenarnya pertanyaan yang diajukan oleh Syetan yang kemudian membangkitkan rasa ragu dan takut. Buktinya sampai saat ini masih bisa makan.Hijrah (resign) dari zona nyaman tanpa tahu 100% apa yang akan dilakukan setelahnya. Nanti kerja apa kalau resign? Prinsip saya, masak kalau sudah gerak nggak ada rezeki sih? Pasti ada.Menyedekahkan perhiasan yang ada. Nanti nggak bisa beli lagi? Itu kekhawatiran istri.. heheheMotor juga sudah saya sedekahin. Walau ke ortu namanya juga sedekah :)Menyedekahkan mobil yakni separuh-separuh (walau pada saat artikel ini ditulis mobil belum juga laku). Maksudnya setelah laku maka setengah hasil penjualan akan disedekahkan, dan yang pasti sedekahnya tidak ke anda. heheheSetelah semua uang sudah habis lalu mencari apapun yang bisa diberikan kepada orang yang membutuhkan. Beberapa almari dan rak, sebagian besar baju-baju, makanan dan sebagainyaMenerapkan revolusi tauhid. Tentang revolusi tauhid saya jelaskan pada panduan rahasia kunci suksesMenyedekahkan seluruh sisa uang sehingga nyaris tidak tersisa sama sekali meskipun buat makan esok hari.
Pada saat awal hijrah istri saya jelas ketakutan dan protes, namun pelan-pelan saya ajarkan,"Khan ada Allah"Lama-lama istri dan anak saya juga ikut-ikutan. Jadi kalau meminta sesuatu bukan sama suaminya lagi tetapi langsung sama Allah. Lagian suaminya (saya) sudah tidak punya apa-apa lagi, :) orang saya memang sengaja begitu. Biar keluarga saya tidak bersandar kepada manusia tetapi kepada Allah.

Anak saya ketika minta mainan dulu langsung minta sama orang tua. Namun saat ini kalau ia pengin beli mainan pasti mengambil uang ribuan dan disedekahkan dalam kotak amal masjid yang ada di rumah kami sambil mengangkat tangan mungilnya, "Ya Allah kasih aku mainan ya? Yang buanyaaaak buanget. Ada robot optimus, bumble bee, saipiderman. Dikasih ya? Amin"

Berat bos... Sungguh berat rasanya harus menerima kenyataan jatuh dari gunung yang tinggi ke lembah yang paling dalam. Apalagi kalau melihat anak saya menginginkan ini dan itu namun benar-benar tidak ada dana. Pun dengan istri saya yang menanyakan, "Besok makan apa pa?" Lalu saya jawab, "Masalah makan terserah Allah saja". Sebenarnya jiwa kemanusiaan saya menangis. Asli nangis..

Tetapi khan semua dalam rangka belajar. Supaya ketika saya meninggal dunia maka keluarga saya tidak kehilangan pegangan. Mereka tetap punya Yang tidak pernah mati yakni Allah swt. Ini khan keren.. Dan benar-benar amazing sob.. Nyaris segala permintaan anak dan istri ada saja jalan keluarnya. Khususnya ketika pada kondisi sangat kritis barulah keajaiban itu datang. Kondisi yang kritis namun masih yakin dan percaya kepada Allah.

Menjajal hijrah dengan totalitas tidak mudah.. Asli tidak mudah. Wong kita kehilangan sendal saja marahnya sudah nggak ketulungan. Apalagi kehilangan sesuatu yang lebih besar dari itu. Ngomong2 sendal saya jadi ingat ketika sendal saya ilang karena ditaruh diluar rumah. "Oh ya, saya khan belum sedekah sendal?" Batin saya. Maka esoknya saya keluarkan lagi sendal yang lebih bagus, lalu ilang lagi. Saya taruh lagi, ilang lagi, sehingga koleksi sendal saya habis tinggal 2 pasang saja. Alhamdulillah yang sepasang baru saja rusak. Hehehe, jadinya tinggal sepasang. Tak hilang akal lalu saya taruh sendal anak dan istri saya yang masih bagus diluar rumah, dan Alhamdulillah ilang yang punya anak saya.

Berikut kisah singkat yang saya edit. Ada seseorang yang konsultasi kepada Guru saya."Kyai doakan saya bisa kaya yang berkah. Saya ingin dekat dengan Allah, saya ingin taubat. Saya ingin hidup tenang, bahagia bersama keluarga. Ingin bisa memberangkatkan haji kedua orang tua saya. Ingin punya rumah dan kendaraan yang baik. Doakan saya Kyai" 

"Insya Allah saya doakan. Supaya doa nya lebih berdaya, bolehkah motor Bapak ditaruh saja disini dan dijual untuk makan santri saya? Bapak pulang ke rumah naik angkot saja" Kata Guru saya. Maka bapak tersebut nampak tercenung sebentar kemudian menjawab.

"Tapi hutang saya saja belum saya cicil Kyai, makanya saya kesini juga karena pusing mikirin hutang" Jawab sang bapak

"Biar yang lunasin Gusti Allah, itu kalau anda percaya" Kata kyai 

"Iya kyai, percaya. Nanti saya minta ijin Istri saya dulu Kyai, Insya Allah secepatnya saya akan kembali lagi" Jawab sang bapak. Kemudian bapak tersebut pamit, dan sayangnya tidak kembali lagi. Nampaknya beliau masih sayang dengan motornya dan tidak mau kehilangan dengan alasan sedekah. 

Lalu pada suatu saat Guru berkata kepada kami, "Harga dunia itu sebenarnya sangat murah, namun manusia tidak mau kehilangan dunia walau hanya sendal jepit. Maunya hidup tenang, berkah dan kaya, kalau sudah kaya katanya akan sedekah. Namun saat belum kaya tidak mau kehilangan sesuatu sedikit saja. Mbelgedes itu.. Doanya dusta alias bohong. Kalau sudah kaya tetap saja rakus dan sama saja kikirnya. Makanya Gusti Allah tidak membuat dia kaya. Atau kalaupun diberi banyak duit itu istidroj aja sebelum azab yang besar".


Semoga saya pribadi dan temen2 pada umumnya bisa merubah cara pandang seperti pelajaran diatas. Amiin
Wassalam

0 comments: