Monday, August 13, 2018

Keutamaan Jenazah yang Dishalatkan 40 Orang Lebih

Posted by Aulia The Rock Angel

ONE DAY ONE HADITH

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Keutamaan Jenazah yang dishalatkan 40 orang  lebih

حَدَّثَنَا هَارُوْنُ بْنُ مَعْرُوْفٍ وَهَارُوْنُ بْنُ سَعِيْدٍ اَلْأَيْلِيُّ وَالْوَلِيْدُ بْنُ شُجَاعٍ السَّكُوْنِيُّ قَالَ الْوَلِيْدُ حَدَّثَنِي وَ قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا اِبْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي أَبُو صَخْرٍ عَنْ شَرِيْكِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى اِبْنِ عَبَّاسٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ:

أَنَّهُ مَاتَ اِبْنٌ لَهُ بِقُدَيْدٍ أَوْ بِعُسْفَانَ فَقَالَ يَا كُرَيْبُ اُنْظُرْ مَا اِجْتَمَعَ لَهُ مِنَ النَّاسِ قَالَ فَخَرَجْتُ فَإِذَا نَاسٌ قَدْ اِجْتَمَعُوْا لَهُ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ تَقُوْلُ هُمْ أَرْبَعُوْنَ قَالَ نَعَمْ قَالَ أَخْرِجُوْهُ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُوْنَ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللهُ فِيْهِ وَفِي رِوَايَةِ اِبْنِ مَعْرُوْفٍ عَنْ شَرِيْكِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ كُرَيْبٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ

59 – (948)

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma’ruf dan Harun bin Sa’id Al Aili dan Al Walid bin Syuja’ As Sakuni – Al Walid berkata – telah menceritakan kepadaku – sementara dua orang yang lain berkata – telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahib telah mengabarkan kepadaku Abu Shakhr dari Syarik bin Abdullah bin Abu Namir dari Kuraib Maula Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas :

Bahwa anaknya telah meninggal di kawasan Qudaid atau ‘Usfan, maka ia pun berkata, Wahai Kuraib, lihatlah berapa orang yang berkumpul untuk menshalatkannya. Kuraib berkata; Maka aku pun keluar, ternyata orang-orang telah berkumpul untuk (menshalatkan) -nya. Lalu aku memberitahukannya kepada Ibnu Abbas, dan ia bertanya, Apakah jumlah mereka mencapai empat puluh orang? Kuraib menjawab, Ya. Kemudian Ibnu Abbas berkata,Keluarkanlah mayit itu, karena aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, dan dishalatkan oleh lebih dari empat puluh orang, yang mana mereka tidak menyekutukan Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do’a mereka untuknya.’ Sementara di dalam riwayat Ibnu Ma’ruf adalah dari Syarik bin Abu Namir dari Kuraib dari Ibnu Abbas.

(Shahih Muslim : 948 – 59 )
Seorang Muslim bagi Muslim yang lainnya seperti satu bangunan yang saling kuat menguatkan antara satu dengan yang lain. Satu gambaran atas hal itu adalah ketika mereka menunaikan hak-hak saudaranya sesama Muslim. Diantaranya mengurus jenazah saudara mereka yang telah meninggal. Ini adalah satu dari amalan seorang muslim yang memberikan hak kepada saudaranya.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam-:

مَنْ شَهِدَ الجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيراطٌ وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ قِيرَاطَانِ قِيلَ : وَمَا القِيرَاطانِ قَالَ: مِثْلُ الجَبَلَيْنِ العَظِيمَيْن
“Siapa yang menyaksikan jenazah hingga dishalatkan, maka ia mendapatkan satu ‘qirat’. Dan siapa yang menyaksikan jenazah hingga dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirat. Rasulullah ditanya :”apa itu dua qirat”. Beliau menjawab :”dua qirat itu seperti dua gunung yang besar”.

(Muttafaqun ‘alaihi,  Diriwayatkan oleh Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945)

Allah menginginkan hambanya mendapatkan ampunan di akhir kehidupannya. Sehingga Allah memberi motivasi kepada kaum muslimin untuk menshalati saudaranya yang telah meninggal. Dimana dalam shalat ada doa yang terpanjat bagi mayit dari orang-orang yang menshalatinya. Ini adalah syafaat yang akan menjadi sebab diampuninya si mayit dan sebab ia mendapat kasih sayang dari Allah dengan syarat orang orang yang menshalatkan jenazah tersebut tidak melakukan perbuatan syirik, yaitu perbuatan (amalan) yang menganggap ada pihak atau sesuatu kekuatan yang dapat mempengaruhi nasib baik dan buruk nya seseorang dari sekarang hingga kedepannya, maka sesuatu tersebut telah dijadikan tuhan baik sadar maupun tidak.

Selama seorang muslim tidak melakukan dosa syirik, maka Allah subhanahu wa ta’ala menerima do’a-do’a saudara mereka yang turut menshalatkan dan menghadiri pemakamannya. Allah menjanjikan pahala besar bagi mereka yang menghadiri shalat jenazah apalagi hingga menghadiri penguburannya, agar semakin banyak dari kaum muslimin yang mengadirinya dan tentu akan semakin banyak yang mendo’akan mayit. Ini tentu bisa menjadi sebab diampuninya si mayit dari dosa-dasanya selama masih hidup.

 Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan syarat mendapat pahala besar bagi mereka yang menshalatkan dan menghadiri pemakamannya yaitu beriman dengan janji Allah dan berharap pahala dari Allah. Dua sifat tersebut adalah pertanda keikhlasan yang akan menambah terkabulnya do’a-do’a dan terampuninya dosa dari muslim yang meninggal.

Pelajaran Hadits
Hadits yang mulia ini memberika kita beberapa pelajaran, diantaranya:

Keutamaan mengantar Jenazah, menshalati, dan menguburkannya.
Siapa yang mengurus jenazah hingga dishalatkan, maka ia akan mendapat pahala 1 qirat, dan siapa yang menghadirinya hingga dikuburkan, maka ia akan mendapatkan lagi pahala 1 qirat.

Hadit ini memberi pelajaran bahwa balasan seseorang akan sebanding lurus dengan amalannya. Semakin banyak amalannya semakin banyak pula pahalanya, demikian pula sebaliknya.

Kemulyaan muslim disisi Allah, ketika Allah memberikan pahala kepada orang yang mangurus jenazah muslim tersebut hingga dishalatkan atau hingga dikuburkan dengan pahala yang sangat besar.

Mengurus jenazah adalah perbuatan baik bagi jenazah tersebut, terutama ketika jumlah makmum dalam shalat jenazah tersebut melebihi 40 orang, maka dosa dan kesalahan dari mayit tersebut dengan izin Allah maka diampuni.  Nah, kepada pembaca tulisan ini agar selalu diusahakan bila menghadiri takziah yang tidak boleh ditinggalkan adalah shalat jenazah yang merupakan tuntunan dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk kado terakhir dan terindah bagi jenazah.

0 comments: